Pertolongan Pertama

  1. A.    Pengertian Pertolongan Pertama

Pertolongan Pertama adalah pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau cedera/kecelakaan yang memerlukan pertolongan medis dasar. Medis Dasar adalah tindakan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang dapat dimiliki oleh pelaku pertolongan pertama.

Pelaku pertolongan pertama adalah penolong yang pertama kali tiba ditempat kejadian, yang memiliki kemampuan dan terlatih dalam penanganan medis dasar.

 

  1. B.     Tujuan Pertolongan Pertama
    1. Menyelamatkan jiwa penderita
    2. Mencegah terjadinya cacat
    3. Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan

 

  1. C.    Langkah-langkah Dalam Melakuakan Pertolongan Pertama

1.Penilaian Keadaan

– Bagaimana kondisi saat itu?

– Kemungkinan apa saja yang akan terjadi?

– Bagaimana cara mengatasinya?

 

2. Penilaian Dini

–  Kesan Umum : Kasus Trauma? Kasus yang diakibatkan adanya roda paksa

Kasus Medis? Kasus yang tidak adanya roda paksa

–     Memeriksa Respon melalui : Awas, Suara, Nyeri, Tidak Respon (ASNT)

–     Memastikan Jalan Napas melalui : Lihat, Dengar, Rasakan (LDR)

–     Menilai Sirkulasi pada Respon Nadi : Karotis, Radial, Brakial

–     Meminta Bantuan

 

3. Pemeriksaan Fisik

Pada penderita cedera harus dicari adanya : Perubahan Bentuk, Luka Terbuka, Nyeri Tekan, Bengkak.

– Penglihatan

– Perabaan

– Pendengaran

Pemeriksaan Fisik ini dilakukan dari ujung kepala sampai ujung kaki

 

4. Tanda Vital

Parameter yang dikelompokan dalam tanda vital yaitu :

  1. Denyut Nadi Normal :

– Bayi        : 120-150x/ menit

– Anak       : 80-150x/ menit

– Dewasa   : 60-90x/ menit

b.   Frekuensi Pernafasan Normal :

– Bayi        : 25-50x/ menit

– Anak       : 15-30x/ menit

– dewasa    : 12-20x/ menit

c.   Suhu Tubuh Normal 37° C

d.  Tekanan Darah Normal : (dewasa)

– Sistolik    : 110-140 mmhg

– Diastolik : 60-90 mmhg

 

D. Riwayat Penderita

Untuk memudahkan dikenal dengan akronim KOMPAK

K  : Keluhan Utama (gejala atau tanda)

O  : Obat-obatan yang terakhir diminum

M : Makanan atau Minuman terakhir

P   : Penyakit yang diderita

A  : Alergi yang dialami

K  : Kejadian

 

E. Pemeriksaan Berkala

Secara Umum pada pemeriksaan berkala harus dinilai kembali :

–          Keadaan responnya

–          Nilai kembali jalan nafas

–          Pertahankan komunikasi dengan penderita

 

F. Pelaporan

      Setelah menangani penderita, penolong mekakukannya dalam tugas maka semua pemeriksaan dan tindakan pertolongan harus dilaporkan secara singkat dan jelas kepada penolong selanjutnya (pihak yang berwajib).

 

 

 

BANTUAN HIDUP DASAR DAN RESUSITASI JANTUNG PARU

 

BHD terdiri dari beberapa cara sederhana yang dapat membantu mempertahankan hidup seseorang untuk sementara.Bila tindakan ini dilakukan sebagai satu kesatuan yang lengkap maka tindakan ini dikenal dengan istilah Resusitasi Jantung Paru ( RJP ). Untuk memudahkan pelaksanaannya maka digunakan akronim A – B – C yang berlaku universal.

Airway control ( Penguasaan Jalan Nafas )

Cara yang dikenal untuk membebaskan jalan napas:

ð  Angkat Dagu Tekan Dahi

      Breathing Support ( Pemberian Nafas Buatan )

Ada beberapa teknik yang dilakukan dalam memberikan bantuan pernapasan

  1. Menggunakan mulut penolong

–          Mulut kemasker RPJ

–          Mulut ke APD

–          Mulut ke mulut atau hidung

  1. Menggunakan alat bantu ( kantung masker berkatup )

Frekuensi pemberian napas buatan:

Dewasa                       : 10 – 12x penapasan/ menit

Anak ( 1 – 8 thn )        : 20x pernapasan/ menit

Bayi ( 0 – 1 thn )         : lebih dari 20x pernapasan/ menit

Bayi baru lahir             : 40x pernapasan/ menit

 

Cirlculatory Support ( Bantuan Sirkulasi Darah )

Penekanan dilakukan pada garis tengah tulang dada 2 jari diatas pertemuan lengkung iga kiri dan kanan (TAJU PEDANG). Keadaan penekanan disesuaikan dengan kelompok usia penderita:

Dewasa                 : 4-5 cm

Anak dan Balita    : 3-4 cm

Bayi                       : 1,5 – 2,5 cm

 

 

GAWAT DARURAT

      Bila kita membicarakan hal tentang pertolongan pertama dalam keadaan gawat darurat maka yang harus diperhatikan adalah bagaimana situasi dan kecepatan tindakan dalam melakukan pertolongan pertama pada saat kejadian.

Situasi ini sangat penting dalam mewujudkan tujuan pertolongan pertama tersebut yaitu dalam hal evakuasi korban secara cepat dan alat-alat yang biasa digunakan dalam evakuasi misalnya pembuatan tandu untuk membawa korban ke tempat yang lebih aman.

Contoh-Contoh Kasus :

–          Pingsan

–          Luka Tusuk Dalam dan Luar

–          Patah Tulang

–          Hipotermia

  1. Hipotermia Ringan : 35-32°C
  2. Hipotermia Sedang : 32-30°C
  3. Hipotermia Berat   : dibawah 30°C

 

 

 

 

 

INGAT…..!!!!!!

P : PASTIKAN SI PENOLONG AMAN

A : AMANKAN SI KORBAN

T : TANDAI TEMPAT KEJADIAN

U : USAHAKAN MENCARI BANTUAN

T : TINDAKAN PP SEGERA

 

 

Tinggalkan komentar